Pesta malam tahun baru yang diadakan di Annete barge itu berlangsung cukup meriah. Menu kambing guling dan sajian karaoke yang penyanyinya para supertendent dan barge master walau suaranya agak sumbang namun cukup menghibur kami yang harus menghabiskan malam tahun baru di laut.
kami semua adalah karyawan stolt offshore yang waktu itu menjadi kontraktor Total salah satu KPS [kontraktor sharing] PERTAMINA dalam tatun projec di Perairan Tunu Kalimantan Timur.
Sebanyak tiga crane barge dan barge akomodasi di kerahkan untuk projec ini.
Projec pengerjaan pipeline untuk aliran gas dan minyak bawah laut dengan panjang hampir 25 km di kedalaman laut.
Sudah menjadi tradisi di perusahaan kami setiap menjelang tahun baru top manager kami yang mayoritas expatriat dari Perancis dan swedia mengadakan pesta kecil untuk semua cruenya.
Kebetulan pesta tahun baru di projec Tatun itu di pusatkan di Annete barge.
Pesta yang cukup meriah membuat kami sedikit melupakan kepenatan kerja dan tanpa terasa jam dinding di messroom menunjukan pukul 23.00 berarti kami harus kembali ke barge kami, untuk persiapan kerja tepat jam 24.00.
kami diantar speedboat untuk kembali ke akomodasi barge kami. Sesampai dibarge, kami istirahat sejenak namun betapa kagetnya aku ketika melihat jam di kamar menunjukan pukul 00.15 ini berarti aku terlambat 15 menit.
Aku beranjak menuju ke muster point dan ternyata di situ ada La udin helper welder, La ode Storeman, dan dua orang welder juga terlambat sedang menunggu speed.
Selang beberapa menit ada speedboat milik pt miramar yang dikontrak perusahaan kami sedang melewati barge kami. Kami kontak dan rupanya dia merespon panggilan kami dan mendatangi kami.
kami minta tolong untuk di antar ke lokasi kerja kami di Sealoard Mariner barge.
Dengan berat hati driver speedboat yang bernama La male mau mengantar kami karena seharusnya dia sudah istirahat.
Entah dongkol atau bagaimana driver speed yang sebenarnya bukan melayani kami itu menjalankan speedboatnya dengan kencang sekali ditengah gelapnya malam.
La udin duduk di depan sebelah kiri, diselahnya duduk Laode kemudian aku. Di lajur kanan di belakang driver duduk dua welder.
Kami semua diam membisu tidak ada satupun suara yang keluar dari mulut kami. Speedboat masih sangatlah kencang sekali sedang lampu sorot jarang sekali disorotkan untuk melihat keadaan depan padahal malam itu sangat gelap sekali tidak ada sinar bulan maupun bintang.
Hingga malapetaka itu datang, ketika La male sang driver speed menyorotkan lampu sorotnya hanya jarak 1 meter di depan terlihat pipa pailing yang menancap dilaut untuk melindungi sumur minyak di tunu 21 milik total yang diameternya hampir 100 cm dan tanpa lampu signal peringatan. Jarak yang sangat dekat sekali dengan palling itu membuat driver speed tidak bisa menghindari maka Bruakk... speedboat menabrak pailing itu.
Saking lajunya speedboat menabrak pailing membuat bagian depan speedboat yang terbuat dari fibberglas di pecah dan menempel di pailing. Mesin jet speedboat masih meraung - raung dan dalam keadaan maju. Aku tersentak kaget dengan replekku aku mengambil ringbouy dan akan segera terjun kelaut tapi aku urungkan setelah melihat mesin speed tiba - tiba mati dan mendengar suara La ode dan La udin memanggil - manggil namaku.
Aku melihat keadaan satu - satu dari mereka Driver speed boat pingsan dengan luka parah di wajah terkena serpihan kaca dan patah kaki dengan luka mengaga yang cukup besar, La udin juga mengalami luka yang sama dengan driver speedboat kakinya patah dan wajahnya luka parah. La ode dengan luka di kaki dan wajahnya juga. Sedang dua welder mengalami luka di wajah mereka. Darah banyak bercucuran dan semua pingsan kecuali aku yang alkamdulilah hanya luka memar di kepala, kaki dan tanganku karena benturan.
Air laut sudah masuk ke dalam speedboat lewat lobang depan bekas tabrakan.
beberapa detik setelah speedboat menabrak pailing aku tidak tahu harus berbuat apa hingga akhirnya Mendengar La ode sadar dari pingsannya dan menangis memanggil anak dan istrinya sambil berwasiat untuk aku sampaikan kepada keluarganya.
Akhirnya aku punya ide untuk membuat speedboat tidak tenggelam paling tidak bertahan sampai bala bantuan datang dengan cara memindahkan para korban ke palka belakang di atas kap mesin karena pikiran aku dengan beban semua dibelakang maka haluan speedboat akan terangkat berarti air akan sedikit masuk ke dalam speedboat. Ternyata ideku berhasil dan speedboat mengapung - apung tidak karuan arahnya.
Sembari meyakinkan La ode dan La udin untuk tenang dan jangan putus asa aku teriak - teriak sekuat tenaga di kegelapan malam dengan harapan ada yang mendengar teriakan aku.
Namun sampai hampir 2 jam kami mengapung - apung tidak ada tanda - tanda ada speedboat atau kapal yang lewat dekat kami.
Teman - teman semua sudah putus asa bahkan La ode terus menyebut anak dan istrinya.
ya kami semua putus asa.
Selang beberapa menit aku melihat ada lampu speedboat namun jaraknya agak jauh dari tempat kami. Tetapi aku tidak putus asa dan terus berteriak namun tetap saja mereka tidak mendengar teriakan kami.
Di tengah - tengah rasa putus asa tiba - tiba radio VhF yang ada di speedboat berbunyi kempresek.
ini mungkin cara Alloh menyelamatkan kami. Radio yang hampir lepas dari tempatnya dan semula tidak bersuara ternyata bisa berfungsi lagi.
Tidak menunggu lama aku langsung menuju ke depan dengan berjalan perlahan - lahan takut kalau air masuk karena ada beban badanku.
Aku segera meraih radio dan teriak minta tolong di canal 16 dan canal 9, canal kerja kami dengan harapan ada yang mendengar.
Dan mengkontak barge kami, kebetulan yang terima barge master bpk suhaimi.
Pak suhemi setengah tidak percaya dikira kami sudah ada di barge. Tetapi aku berhasil meyakinkan beliau dan akhirnya beliau percaya juga.
Atas perintah supertendent dan marine operation Total akhirnya proyek di stop sementara dan semua armada kosentrasi mencari keberadaan kami.
Tak kurang 9 speedboat dan seatruk, 6 tugboat 1 semisupply dan 2 LCT di kerahkan untuk mencari kami.
Tidak sampai satu jam setelah mengontak base master, di dekat kami lewat speedboat. Tidak mensia-siakan kesempatan ini aku langsung teriak sambil melambaikan life jaket.
Upaya kami akhirnya membuahkan hasil speedboat itu mendekati kami. Speedboat yang sarat dengan penumpang dari karyawan Total itu akhirnya mau juga mengevakuasi kami. Sambil mengontak marine operator Total kami di bawa ke semisupply Osean Tiger dan kemudian oleh osean tiger kami dibawa ke Total CPU.
Di CPU kami di obati dengan pertolongan pertama oleh dokter dari Total CPU. Kemudian dengan helicopter kami dievakuasi ke rumah sakit Pertamina balikpapan untuk perawatan lebih lanjut.
walau cidera alkamdulilah kami selamat dan selang beberapa minggu kami bekerja kembali
kami semua adalah karyawan stolt offshore yang waktu itu menjadi kontraktor Total salah satu KPS [kontraktor sharing] PERTAMINA dalam tatun projec di Perairan Tunu Kalimantan Timur.
Sebanyak tiga crane barge dan barge akomodasi di kerahkan untuk projec ini.
Projec pengerjaan pipeline untuk aliran gas dan minyak bawah laut dengan panjang hampir 25 km di kedalaman laut.
Sudah menjadi tradisi di perusahaan kami setiap menjelang tahun baru top manager kami yang mayoritas expatriat dari Perancis dan swedia mengadakan pesta kecil untuk semua cruenya.
Kebetulan pesta tahun baru di projec Tatun itu di pusatkan di Annete barge.
Pesta yang cukup meriah membuat kami sedikit melupakan kepenatan kerja dan tanpa terasa jam dinding di messroom menunjukan pukul 23.00 berarti kami harus kembali ke barge kami, untuk persiapan kerja tepat jam 24.00.
kami diantar speedboat untuk kembali ke akomodasi barge kami. Sesampai dibarge, kami istirahat sejenak namun betapa kagetnya aku ketika melihat jam di kamar menunjukan pukul 00.15 ini berarti aku terlambat 15 menit.
Aku beranjak menuju ke muster point dan ternyata di situ ada La udin helper welder, La ode Storeman, dan dua orang welder juga terlambat sedang menunggu speed.
Selang beberapa menit ada speedboat milik pt miramar yang dikontrak perusahaan kami sedang melewati barge kami. Kami kontak dan rupanya dia merespon panggilan kami dan mendatangi kami.
kami minta tolong untuk di antar ke lokasi kerja kami di Sealoard Mariner barge.
Dengan berat hati driver speedboat yang bernama La male mau mengantar kami karena seharusnya dia sudah istirahat.
Entah dongkol atau bagaimana driver speed yang sebenarnya bukan melayani kami itu menjalankan speedboatnya dengan kencang sekali ditengah gelapnya malam.
La udin duduk di depan sebelah kiri, diselahnya duduk Laode kemudian aku. Di lajur kanan di belakang driver duduk dua welder.
Kami semua diam membisu tidak ada satupun suara yang keluar dari mulut kami. Speedboat masih sangatlah kencang sekali sedang lampu sorot jarang sekali disorotkan untuk melihat keadaan depan padahal malam itu sangat gelap sekali tidak ada sinar bulan maupun bintang.
Hingga malapetaka itu datang, ketika La male sang driver speed menyorotkan lampu sorotnya hanya jarak 1 meter di depan terlihat pipa pailing yang menancap dilaut untuk melindungi sumur minyak di tunu 21 milik total yang diameternya hampir 100 cm dan tanpa lampu signal peringatan. Jarak yang sangat dekat sekali dengan palling itu membuat driver speed tidak bisa menghindari maka Bruakk... speedboat menabrak pailing itu.
Saking lajunya speedboat menabrak pailing membuat bagian depan speedboat yang terbuat dari fibberglas di pecah dan menempel di pailing. Mesin jet speedboat masih meraung - raung dan dalam keadaan maju. Aku tersentak kaget dengan replekku aku mengambil ringbouy dan akan segera terjun kelaut tapi aku urungkan setelah melihat mesin speed tiba - tiba mati dan mendengar suara La ode dan La udin memanggil - manggil namaku.
Aku melihat keadaan satu - satu dari mereka Driver speed boat pingsan dengan luka parah di wajah terkena serpihan kaca dan patah kaki dengan luka mengaga yang cukup besar, La udin juga mengalami luka yang sama dengan driver speedboat kakinya patah dan wajahnya luka parah. La ode dengan luka di kaki dan wajahnya juga. Sedang dua welder mengalami luka di wajah mereka. Darah banyak bercucuran dan semua pingsan kecuali aku yang alkamdulilah hanya luka memar di kepala, kaki dan tanganku karena benturan.
Air laut sudah masuk ke dalam speedboat lewat lobang depan bekas tabrakan.
beberapa detik setelah speedboat menabrak pailing aku tidak tahu harus berbuat apa hingga akhirnya Mendengar La ode sadar dari pingsannya dan menangis memanggil anak dan istrinya sambil berwasiat untuk aku sampaikan kepada keluarganya.
Akhirnya aku punya ide untuk membuat speedboat tidak tenggelam paling tidak bertahan sampai bala bantuan datang dengan cara memindahkan para korban ke palka belakang di atas kap mesin karena pikiran aku dengan beban semua dibelakang maka haluan speedboat akan terangkat berarti air akan sedikit masuk ke dalam speedboat. Ternyata ideku berhasil dan speedboat mengapung - apung tidak karuan arahnya.
Sembari meyakinkan La ode dan La udin untuk tenang dan jangan putus asa aku teriak - teriak sekuat tenaga di kegelapan malam dengan harapan ada yang mendengar teriakan aku.
Namun sampai hampir 2 jam kami mengapung - apung tidak ada tanda - tanda ada speedboat atau kapal yang lewat dekat kami.
Teman - teman semua sudah putus asa bahkan La ode terus menyebut anak dan istrinya.
ya kami semua putus asa.
Selang beberapa menit aku melihat ada lampu speedboat namun jaraknya agak jauh dari tempat kami. Tetapi aku tidak putus asa dan terus berteriak namun tetap saja mereka tidak mendengar teriakan kami.
Di tengah - tengah rasa putus asa tiba - tiba radio VhF yang ada di speedboat berbunyi kempresek.
ini mungkin cara Alloh menyelamatkan kami. Radio yang hampir lepas dari tempatnya dan semula tidak bersuara ternyata bisa berfungsi lagi.
Tidak menunggu lama aku langsung menuju ke depan dengan berjalan perlahan - lahan takut kalau air masuk karena ada beban badanku.
Aku segera meraih radio dan teriak minta tolong di canal 16 dan canal 9, canal kerja kami dengan harapan ada yang mendengar.
Dan mengkontak barge kami, kebetulan yang terima barge master bpk suhaimi.
Pak suhemi setengah tidak percaya dikira kami sudah ada di barge. Tetapi aku berhasil meyakinkan beliau dan akhirnya beliau percaya juga.
Atas perintah supertendent dan marine operation Total akhirnya proyek di stop sementara dan semua armada kosentrasi mencari keberadaan kami.
Tak kurang 9 speedboat dan seatruk, 6 tugboat 1 semisupply dan 2 LCT di kerahkan untuk mencari kami.
Tidak sampai satu jam setelah mengontak base master, di dekat kami lewat speedboat. Tidak mensia-siakan kesempatan ini aku langsung teriak sambil melambaikan life jaket.
Upaya kami akhirnya membuahkan hasil speedboat itu mendekati kami. Speedboat yang sarat dengan penumpang dari karyawan Total itu akhirnya mau juga mengevakuasi kami. Sambil mengontak marine operator Total kami di bawa ke semisupply Osean Tiger dan kemudian oleh osean tiger kami dibawa ke Total CPU.
Di CPU kami di obati dengan pertolongan pertama oleh dokter dari Total CPU. Kemudian dengan helicopter kami dievakuasi ke rumah sakit Pertamina balikpapan untuk perawatan lebih lanjut.
walau cidera alkamdulilah kami selamat dan selang beberapa minggu kami bekerja kembali
No comments:
Post a Comment