Sunday, May 05, 2013

Malam Jum'at Di Kalimati

 Setelah enam hari berlayar dari Bojonegara Cilegon Jawa Barat akhirnya sampai juga kami di kumai. Plong rasanya dan kejenuhan selama berlayar sedikit terobati. Tepat pukul 12.30 Wib kami  sudah melintang di pelabuhan kumai. Kumai adalah kota kecamatan yang masuk dalam wilayah Daerah Tingkat II Kota Waringin Barat Propinsi Kalimantan Tengah. Walaupun kota kecamatan dan luas wilayahnya kecil sekali namun menjadi kota transit karena di kumai ini ada pelabuhan yang banyak di singgahi Kapal. Baik kapal cargo maupun kapal - kapal phinisi  ( Pelayaran Rakyat ). Bahkan tidak kurang 4 Kali dalam seminggu kapal penumpang  dari Dharma lautan, Prima Vista maupun Kapal PELNI menyinggahi pelabuhan kecil ini. Maka jangan heran kalau Kota kecil dan berdebu ini menjadi ramai ketika ada jadwal keberangkatan kapal penumpang tersebut.

Selain menjadi kota transit, kumai juga menjadi tempat singgah para wisatawan baik domestic maupun manca negara yang akan ke taman nasional tanjung puting yang terkenal dengan tempat rehabilitasi orang utan yang sudah terkenal di seantero jagat,
pelabuhan menuju ke taman nasional tanjung puting
Setelah menyandarkan tongkang di Tepi Sungai kapal kami tambat di tambatan pelabuhan rakyat Kumai.  Badan ini capaek sekali maka rencana setelah mandi aku  langsung  bobo...  ( hehehehe balas dendam nih ). namun  baru mau beranjak  ke tempat tidur Captain dan kawan - kawan mengajak aku jalan - jalan melihat keramaian Kumai dengan menyewa mobil.Namun karena badan ini rasanya capek banget maka  aku tolak dengan santun.

Baru menyandarkan badan ini di kasur, Anton salah satu juru mudi kami membangunkan aku dan mengatakan aku harus ikut karena mobil sewaan nggak ada yang mengemudikan karena sopir yang biasa bawa mobil tersebut ke luar kota. Kebetulan dari Sepuluh awak kapal hanya aku yang bisa mengemudikan mobil.

Dengan sedikit dongkol akhirnya aku menuruti keinginan mereka, Aku bergegas dari tempat tidur dan
berganti pakaian. Keluar dari kapal suasana pelabuhan sedang hujan rintik - rintik, aku mencoba untuk mengurungkan niat teman - teman agar menunda besok saja kita jalannya , namun semuanya menolak dan akhirnya kita berangkat juga. Ketika aku tanya captain," kita kemana ? " jawab beliau  "sudah kita jalan aja." 

Hujan semakin deras, setelah kami mengisi bahan bakar untuk mobil kami, kami berangkat dengan suka cita sambil bergurau  dan cerita waktu kita di bojonegara. hehehehe di bojonegara kita juga jalan bareng dan dapat seorang tukang pijet yang lumayan parasnya dan dalam tujuh jam kami suruh mijitin enam orang. Nggak kebayang capeknya hehehehe satu orang rata - rata di pijitin satu jam belum sepongnya hehehehehe.

Tidak terasa kita sudah meninggalkan kumai , mobil berjalan hati - hati karena cuaca hujan dan angin kencang sekali , tujuan kami adalah tempat hiburan namun diantara enam orang yang ada di dalam mobil nggak ada yang tahu kita kemana. Akhirnya Anton melepon temannya dan menanyakan lokasi tempat hiburan di kumai dan sekitarnya, Teman Anton tersebut mereferensikan Hotel Candra dan Lokalisasi Kali Mati. Hotel Candra kata temannya Anton adalah Hotel melati yang ada di poros jalan Kumai - Pangkalan Bun. Ya kira - kira 30 kilo meter dari kumai, Selain tempat menginap hotel ini juga di lengkapi tempat karaoke  menyediakan ladies cantik - cantik yang kebanyak mereka berasal dari Jawa Barat. 

Sedang Lokalisai Kalimati Baru, mungkin teman - teman pelaut yang pernah menyinggahi kumai pasti nggak merasa asing lagi dengan daerah Kali mati, Lokalisasi pelacuran yang juga menyediakan fasilitas karaoke di dalamnya, Lokalisasi ini sepertinya di setting begitu terencana dengan baik dan jauh dari pemungkiman penduduk,

Mobil masih aku kemudikan dengan kecepatan 40 km per jam dan dengan konsentrasi yang terpecah, karena harus tengok kiri kanan untuk mencari kedua lokasi tersebut, hingga tidak terasa kami kebablasan sampai di Pangkalan Bun. Temen - temen pada ketawa dan tanpa pikir panjang kami balik lagi kearah Kumai karena sesuai petunjuk arah dari teman - teman kedua lokasi hiburan tersebut berada di jalan poros antara Kumai dan Pangkalan Bun. 

Hujan masih lebat sekali di sertai dengan angin yang kencang dan kadang di selingi dengan bunyi petir yang mengelegar tidak menyiutkan niat teman - teman untuk ke tempat tersebut, Kami bertanya ke sana kemari dan akhirnya kami menyewa tukang ojek untuk mengantar ke gang masuk di lokalisasi Kalimati tersebut.

Setelah membayar ojec dan di kasih peta arah masuk ke lokalisasi kalimati baru, kami di kasih tahu gambaran jalan menuju ke Kalimsti baru bahwa jalan yang akan kami lalu nanti adalah jalan perkebunan sawit yang penuh lumpur dan kalau tidak hati - hati, bisa - bisa mobil kami terjebak dan terpaksa kita harus tidur di jalan.

Saya sebenarnya ragu - ragu tapi karena teman - teman ngotot untuk melanjutkan perjalanan maka dengan berat hati aku antar mereka. setelah satu jam perjalanan kami menemukan sebuah hotel yang sepi dan tidak ada tanda - tanda kehidupan. Hujan makin deras dan angin kencang sekali. Kata tukang ojek yang mengantar kami tadi, kalau sudah menemukan hotel maka ikuti aja jalan depan hotel tersebut. 

Suasana sepi dan gelap sekali, aku sudah merayu teman - teman untuk balik saja ke kapal karena hari juga sudah larut malam dan aku janjikan untuk menginap di hotel Candra saja yang lokasinya di pinggir jalan dan mudah di jangkau. Pertama Captain setuju.... dan mobil aku balikan arah untuk keluar dari mulut jalan namun baru dapat 50 meter capten berubah pikiran dan tetap melanjutkan mencari lokalisasi tersebut dengan alasan di hotel candra terlalu banyak pengeluaran. 

Dengan perasaan dongkol sekali lagi aku harus mengalah kepada mereka untuk melanjutkan kendaraan menuju jalan yang katanya menuju ke lokalisasi Kalimati. Malam ini gelap sekali , hujan juga belum reda
kami telusuri jalan yang aspalnya sudah mulai mengelupas sejauh 25 km sampai di ujung jalan tersebut kami belok kiri dan masuk di  jalan yang berlumpur dan berpasir.... hujan rintik - rintik. Aku jalankan mobil dengan pelan - pelan takut terjebak lumpur. Sepanjangan jalan lumpur yang kami lalui tak ada rumah satupun yang ada hanyalah pohon sawit yang masih kecil - kecil. Semua yang ada  di mobil diam seribu bahasa. sesekali aku candaiin kalau mobil ini mogok bagaimana? pasti kita tidur di tengah - tengah hutan.

Kami tidak sadar kalau malam itu adalah malam jum'at. malam yang sebagian orang di gunakan untuk hal - hal positif kami malah menantang maut di jalan yang berlumpur dan berpasir ... ya Alloh maafkan kami. aku terus berkonsentrasi menjalankan mobil dengan hati - hati agar tidak terjadi apa - apa. 

Selang satu jam perjalanan kami melihat remang - remang lampu perumahan dan jam di tanganku menunjukan pukul satu dini hari. Semua bersenang - senang karena akhirnya kami sampai tujuan dengan selamat. Akupun bisa plong artinya .. kalau sudah sampai tujuan akupun bisa istirahat tidur di mobil,

Sebelum sampai di lokalisasi kami merasa ada yang aneh karena suasananya sepi sekali. Rasa aneh kami kalahkan dengan bayangan  rasa ingin bergembira berkaraoke di temani dengan perempuan -  perempuan cantik. Semua asik dalam rencana masing - masing..

Mendekati portal masuk komplek seorang laki - laki tua dengan muka dingin dan sedikit terlihat karena di tertutup sarung mendekati kami  tanpa mengeluarkan  suara sedikitpun hanya menjulurkan tangan. Kami memberikan uang dua puluh ribu seperti kata temannya Anton yang mengatakan bahwa ongkos masuk kalimati sebesar dua puluh ribu rupiah.. Pak tua  misterius itu membuat bulu kudukku berdiri. Ketika aku beranikan diri bertanya di mana pak tempat parkir?  Tanpa menjawab pak tua itu hanya menujukan jari telujuknya ke arak kanan. 

Aku melajukan mobil dengan pelan - pelan masuk di komplek lokalisasi. sembari putar - putar cari tempat yang cocok aku kepikiran terus dengan pak tua penjaga portal masuk. Perasaanku mulai nggak enak. sepajangan jalan mencari rumah yang cocok aku mencium baru melati yang menyengat. Anehnya aku saja yang mencium. ketika aku tanya ke enam teman - temanku meraka tidak mencium bau apapun. 

Suasana komplek sudah mulai  sepi sekali karena selain hujan, ketika kami  tiba di lokalisasi tersebut juga sudah larut. Salah satu teman kami sebut saja Udin sudah mulai nggak sabaran dan cepat - cepat ingin bermalam. Setelah setengah jam kami berkeliling akhirnya kami menemukan rumah yang lokasinya agak jauh di pojok komplek lokalisasi . Kami parkir depan rumah... Udin, Captain dan teman - teman yang lain berebutan masuk ke rumah berwarna hijau sepertinya takut tidak kebagian perempuan penghibur. 

Sesuai janji waktu berangkat tadi aku hanya mengantar mereka saja dan menunggu di mobil sampai mereka selesai. Setelah teman - teman masuk aku memarkirkan mobil pas di depan pagar rumah tersebut. Karena capek belum ada setengah jam aku tertidur pulas. Pikiranku paling mereka balik ke mobil pagi - pagi setelah bermalam.

Malam itu dingin sekali tidak ada suara apapun aku dengar dari luar. Dentuman musik yang biasa aku dengar di komplek lokalisasi sama sekali aku tidak dengar. Ahk... mungkin karena sudah malam. waktu terus berlalu dan sengatan matahari pagi membangunkan tidurku. Mobil masih menyala karena sengaja aku nyalakan agar air condisionernya bisa berfungsi namun tetap aku kunci pintu mobil dari dalam.

Setelah terbangun aku coba untuk membuka pintu... alangkah kagetnya aku ternyata aku parkir di depan pintu masuk kuburan. Aku tutup lagi pintu mobil sambil aku ingat - ingat. apakah setelah mengantarkan teman - teman aku ada menjalankan mobil? Seingat aku tidak . Lalu siapakan yang memindahkan mobil .... belum selesai rasa bingungku, aku di kejutkan oleh kedatangan dua orang dewasa yang mengetok - mengetok kaca mobil kami,

Ada apa dan menunggu siapa kok mobilnya parkir di sini? tanya mereka hampir bersamaan. Aku jawab dengan gugup, bahwa saya kesini mengantar teman saya yang lagi menginap di komplek ini. " oooo.... " jawabnya. yang membuat aku semakin penasaran. " komplek kalimati bukan di sini mas  tapi 5 kilo meter lagi kearah barat. " HaH.....? jawabku. " Jadi.....? di sini tempat apa? kok malam tadi ramai banget ? . Dengan sikap tenang kedua pria paru baya itu menjelaskan bahwa di sini adalah komplek pemakaman mayat - mayat orang tak di kenal.

Tanpa pikir lama aku keluar mobil dan bergegas mencari ke enam temanku. Betapa kagetnya aku melihat mereka tidur terpencar disela - sela pusara pemakaman . Aku teriak.... dan mereka terbangun dan mereka baru sadar kalau mereka tidur di kuburan. Tanpa pikir panjang aku masuk ke mobil dan dan di ikuti ke enam temanku yang berebutan naik ke mobil .  Setelah mereka masuk kemobil semua, aku tancap gas  mobil  kuarahkan ke jalan pasir.... aku sudah tidak menghiraukan lagi kedua orang laki - laki yang membangunkan aku lagi.......

Di mobil kami semua diam seribu bahasa. Aku konsentrasi dengan kemudi mobil. Ketika Sampi di kapal aku tanya apa yang terjadi semalam kepada ke enam temanku , mereka bercertita layakya tempat lokalisai biasa mereka berkaraoke di temani perempuan - perempuan cantik dan wangi. namun para perempuan tadi sedikit bicara... dan .. entah apa yang mereka minum ? mereka semua malu menceritakan kejadian itu. dan biarlah kejadian ini menjadi misteri kami.

Salam

1 comment:

Faizie said...

gookil ceritanye bro.. alhamdulillah ente gak ikut keluar n bermalam disana bro.. hakz2..