"Awas aku bilangin ayahku kamu nanti" kata-kata itu yang ingin sekali aku ucapkan sewaktu aku masih kanak-kanak dulu ketika ada teman sebayaku yang menjailiku. Tapi itu tak pernah terwujudkan hingga sekarang. karena semenjak di tinggal ayah, ibuku bertekad untuk menjadi single parent sejati.
Padahal seingat aku ada beberapa laki-laki yang mencoba mendekati ibuku. Tetapi ibuku tidak pernah meresponnya.
Gara-gara aku tidak memiliki seorang ayah, aku tidak memiliki seorang yang aku jadikan pelindung. Ada kejadian yang membuat aku merasa betapa pentingnya seorang ayah. Kejadian sewaktu aku masih duduk di bangku SLTP. Aku dan teman satu genk aku di SMP [SMPN 06 PATI] dulu, pernah kesandung masalah perkelahian antar pelajar dan kami hampir dikeluarkan oleh pihak sekolah. Semua teman-teman genkku [3 orang] meminta ayah mereka untuk datang kesekolahan dan melobi pihak sekolah agar memaafkan mereka dan tidak mengeluarkannya dari sekolah [karena ayah mereka mempunyai jabatan lumayan penting di kota Pati Bambang bapaknya Dandim Pati, Sigit Pramono bapaknya Danrem Dukuh Seti ].
Betapa sedihnya aku, karena aku tidak mempunyai ayah yang bisa aku andalkan seperti teman-teman genk aku, untung ada salah satu perangkat desa di desaku yang simpati kepada aku dan menolong aku untuk ikut juga melobi pihak sekolah.
Dan akhirnya kami dimaafkan oleh pihak sekolah dan diijinkan kembali ke sekolah seperti sedia kala.
Maka ketika aku melihat orang yang mensia-siakan keberadaan seorang ayah bahkan memusuhinya aku jadi ingin menojoknya.
Begitu beruntungnya mereka yang masih memiliki ayah.
Mereka mempunyai tempat mengadu, tempat berlindung dan sosok ayah yang bisa membantu menyelesaikan setiap masalah yang mereka hadapi.
Tidak seperti aku yang harus sendiri menghadapi setiap permasalahan yang ada waktu aku masih kecil dulu. Karena ibuku sibuk bekerja.
Setuju tidak setuju keberadaan seorang ayah sangat kita butuhkan apalagi dimasa kanak-kanak maka berbahagialah bagi anda yang masih mempunyai seorang ayah, paling tidak mempunyai kenangan-kenangan manis dan indah waktu kecil bersama ayah.
Aku adalah salah satu dari sekian anak yang tidak beruntung karena tidak merasakan kasih sayang seorang ayah bahkan untuk mengetahui wajahnyapun aku tidak pernah kesampaian.
Saat umur 14 hari aku ditinggal ayah .
Semua keluarga besar aku merahasiakan akan hal itu. Waktu aku masih kecil dulu kata nenekku, ayah sudah meninggal dunia tetapi setiap aku tanya di mana makamnya mereka tidak pernah bisa menunjukannya. Ibuku hanya memperlihatkan surat nikah dari gereja itupun tanpa foto ayah.
Hingga saat aku besar aku mendengar cerita dari paman-pamanku bahwa ayahku pergi dari rumah setelah membanting aku ke kursi kayu dengan sengaja karena ayah jengkel tidak bisa mendiamkan tangisan aku waktu bayi dulu.
Melihat kejadiaan itu nenekku tidak terima dan dengan sangat emosi dan marah nenekku mengusir ayahku dan ayahkupun tidak pernah pulang sampai sekarang.
Semua usaha untuk mencari ayah sudah di usahakan oleh kakak aku dan keluarga kami. bertahun- tahun kami berusaha mencarinya.
Setiap ada informasi dari orang tentang keberadaan ayah kami datangi tetapi tidak berhasil menemukannya. Ayah hilang bagai ditelan bumi.
Hidup sepertinya kurang lengkap kalau tidak ada kehadiran ayah.
Aku kecil sangat iri melihat teman-temanku didampingi ayah mereka waktu mengambil raport.
Teman-teman diantar dan dijemput ayahnya setiap kami ada kegiatan sekolah, duh bahagianya aku seandainya bisa seperti mereka.
Untuk itu sayangilah dan berbaktilah apabila anda masih memiliki seorang ayah.
Padahal seingat aku ada beberapa laki-laki yang mencoba mendekati ibuku. Tetapi ibuku tidak pernah meresponnya.
Gara-gara aku tidak memiliki seorang ayah, aku tidak memiliki seorang yang aku jadikan pelindung. Ada kejadian yang membuat aku merasa betapa pentingnya seorang ayah. Kejadian sewaktu aku masih duduk di bangku SLTP. Aku dan teman satu genk aku di SMP [SMPN 06 PATI] dulu, pernah kesandung masalah perkelahian antar pelajar dan kami hampir dikeluarkan oleh pihak sekolah. Semua teman-teman genkku [3 orang] meminta ayah mereka untuk datang kesekolahan dan melobi pihak sekolah agar memaafkan mereka dan tidak mengeluarkannya dari sekolah [karena ayah mereka mempunyai jabatan lumayan penting di kota Pati Bambang bapaknya Dandim Pati, Sigit Pramono bapaknya Danrem Dukuh Seti ].
Betapa sedihnya aku, karena aku tidak mempunyai ayah yang bisa aku andalkan seperti teman-teman genk aku, untung ada salah satu perangkat desa di desaku yang simpati kepada aku dan menolong aku untuk ikut juga melobi pihak sekolah.
Dan akhirnya kami dimaafkan oleh pihak sekolah dan diijinkan kembali ke sekolah seperti sedia kala.
Maka ketika aku melihat orang yang mensia-siakan keberadaan seorang ayah bahkan memusuhinya aku jadi ingin menojoknya.
Begitu beruntungnya mereka yang masih memiliki ayah.
Mereka mempunyai tempat mengadu, tempat berlindung dan sosok ayah yang bisa membantu menyelesaikan setiap masalah yang mereka hadapi.
Tidak seperti aku yang harus sendiri menghadapi setiap permasalahan yang ada waktu aku masih kecil dulu. Karena ibuku sibuk bekerja.
Setuju tidak setuju keberadaan seorang ayah sangat kita butuhkan apalagi dimasa kanak-kanak maka berbahagialah bagi anda yang masih mempunyai seorang ayah, paling tidak mempunyai kenangan-kenangan manis dan indah waktu kecil bersama ayah.
Aku adalah salah satu dari sekian anak yang tidak beruntung karena tidak merasakan kasih sayang seorang ayah bahkan untuk mengetahui wajahnyapun aku tidak pernah kesampaian.
Saat umur 14 hari aku ditinggal ayah .
Semua keluarga besar aku merahasiakan akan hal itu. Waktu aku masih kecil dulu kata nenekku, ayah sudah meninggal dunia tetapi setiap aku tanya di mana makamnya mereka tidak pernah bisa menunjukannya. Ibuku hanya memperlihatkan surat nikah dari gereja itupun tanpa foto ayah.
Hingga saat aku besar aku mendengar cerita dari paman-pamanku bahwa ayahku pergi dari rumah setelah membanting aku ke kursi kayu dengan sengaja karena ayah jengkel tidak bisa mendiamkan tangisan aku waktu bayi dulu.
Melihat kejadiaan itu nenekku tidak terima dan dengan sangat emosi dan marah nenekku mengusir ayahku dan ayahkupun tidak pernah pulang sampai sekarang.
Semua usaha untuk mencari ayah sudah di usahakan oleh kakak aku dan keluarga kami. bertahun- tahun kami berusaha mencarinya.
Setiap ada informasi dari orang tentang keberadaan ayah kami datangi tetapi tidak berhasil menemukannya. Ayah hilang bagai ditelan bumi.
Hidup sepertinya kurang lengkap kalau tidak ada kehadiran ayah.
Aku kecil sangat iri melihat teman-temanku didampingi ayah mereka waktu mengambil raport.
Teman-teman diantar dan dijemput ayahnya setiap kami ada kegiatan sekolah, duh bahagianya aku seandainya bisa seperti mereka.
Untuk itu sayangilah dan berbaktilah apabila anda masih memiliki seorang ayah.
No comments:
Post a Comment