tema hari Aids sedunia |
Waspadai Bahaya Virus HIV/Aids
Ada yang mengganjal benak saya setiap memasuki awal bulan Desember. Ya... tepatnya tanggal 1 Desember. Kita di ingatkan untuk selalu waspada terhadap bahaya laten virus HIV/Aids. Virus yang sampai saat ini tidak ada penawarnya dan sampai tahun ini tidak kurang dari 50 juta penduduk dunia terbelenggu oleh virus yang mematikan itu.
Virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia itu bukan hanya membuat si penderita tersiksa secara medis namun juga secara fisikis. Mereka menjadi kaum minoritas yang di hukum secara sosial oleh likungannya. Hal ini yang menggerakan kita untuk peduli pada para orang dengan virus HIV/Aids (ODHA) untuk memberi dukungan agar bisa berkehidupan normal layaknya orang kebanyakan. Karena kita yakin bahwa sikap yang wajar dan tidak mengucilkan keberadaan merekalah yang bisa membuat mereka survive menghadapi hari depan.
Hukuman sosial atau stigma oleh masyarakat di berbagai belahan dunia terhadap pengidap AIDS terdapat dalam berbagai cara, antara lain tindakan-tindakan pengasingan, penolakan, diskrinasi, dan penghindaran atas orang yang diduga terinfeksi HIV, diwajibkannya uji coba HIV tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu atau perlindungan kerahasiaannya, dan penerapan karantina terhadap orang-orang yang terinfeksi HIV.
Kekerasan atau ketakutan atas kekerasan, telah mencegah banyak orang untuk melakukan tes HIV, memeriksa bagaimana hasil tes mereka, atau berusaha untuk memperoleh perawatan sendiri sehingga memungkinkan mengubah suatu sakit kronis yang dapat dikendalikan menjadi "hukuman mati" dan menjadi meluasnya penyebaran HIV.
Stigma itu bisa lebih lanjut kita simpulka sebgai berikut.
- Stigma instrumental AIDS - yaitu refleksi ketakutan dan keprihatinan atas hal-hal yang berhubungan dengan penyakit mematikan dan menular.
- Stigma simbolis AIDS - yaitu penggunaan HIV/AIDS untuk mengekspresikan sikap terhadap kelompok sosial atau gaya hidup tertentu yang dianggap berhubungan dengan penyakit tersebut
- Stigma kesopanan AIDS - yaitu hukuman sosial atas orang yang berhubungan dengan isu HIV/AIDS atau orang yang positif HIV.
Stigma AIDS sering diekspresikan dalam satu atau lebih stigma, terutama yang berhubungan dengan homoseksualitas, biseksualitas, pelacuran, dan penggunaan narkoba melalui suntikan.
AIDS ( Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara atau aliran darah, dengan cairan lapisan kulit dalam (membran mukosa) yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal,anal, ataupun oral), tranfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit t. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada january 2006 UNIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.
Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah melalui hubungan sexsual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode perinatal). Walaupun HIV dapat ditemukan pada air liur , air mata dan urin orang yang terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan cairan-cairan tersebut, dengan demikian risiko infeksinya secara umum dapat diabaikan.
Mayoritas infeksi HIV berasal dari hubungan sexsual tanpa pelindung antarindividu yang salah satunya terkena HIV. Hubungan heterosexsual adalah modus utama infeksi HIV di dunia. Selama hubungan seksual, hanya kondom pria atau kondom wanita yang dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi HIV dan penyakit seksual lainnya serta kemungkinan hamil.
Bukti terbaik saat ini menunjukan bahwa penggunaan kondom yang lazim mengurangi risiko penularan HIV sampai kira-kira 80% dalam jangka panjang, walaupun manfaat ini lebih besar jika kondom digunakan dengan benar dalam setiap kesempatan.
Penelitian menunjukkan bahwa obat antiretrovirus, bedah caesar, dan pemberian makanan formula mengurangi peluang penularan HIV dari ibu ke anak (mother-to-child transmission, MTCT). Jika pemberian makanan pengganti dapat diterima, dapat dikerjakan dengan mudah, terjangkau, berkelanjutan, dan aman, ibu yang terinfeksi HIV disarankan tidak menyusui anak mereka.
Pada beberapa hari yang lalu KPI ( Kesatuan Pelaut Indonesia ) Bali merilis berita yang sedikit mencengankan bahwa 30% dari ribuan pelaut di bali rentan terjangkit virus HIV/Aids karena gaya hidupnya yang mepet - mepet akan bahaya laten HIV/Aids. Salah satunya adalah sex bebas dengan bergonta ganti pasangan dan penggunaan narkoba suntik.
Tidak bisa di pungkiri profesi pelaut di manapun dunia ini sangat rentan akan terjangkitnya virus jahanam ini. Karena lokasi kerja yang penuh mobilitas dan tidak terkontrolnya gaya hidup mereka. Namun saya percaya dengan majunnya dunia komunikasi dan informasi gaya hidup tradisional para pelaut akan luntur dan mereka akan sangat peduli akan kesehatan. terlebih perusahaan - perusahaan pelayaran dewasa ini sudah banyak yang mewajibkan karyawannya khususnya para pelaut untuk melakukan medical cek up periodik setiap 6 bulan atau setahun sekali. Hal inilah yang mungkin bisa di jadikan shock terapi para pelaut kita khususnya yang konsen dengan kariernya.
Terlepas itu semua kita sebagai pelaut harus belajar untuk bertanggung jawab atas diri kita kepada Tuhan kita, Keluarga kita dan negara sehingga prilaku dan gaya hidup kita bisa terkontrol dengan positif. Karena kita Hidup bukan hanya di komunitas pelaut saja namun ada norma agama, norma negara dan norma berbangsa yang harus kita jaga dan pertanggung jawabkan.
Untuk itu di hari Aids sedunia ini mari kita sama - sama saling mengingatkan akan bahaya HIV/Aids kepada orang terdekat kita, kepada kawan- kawan kita , keluarga kita. Beri mereka edukasi tentang HIV/Aids dengan memberi contoh prilaku yang positif dan agamis, menjelaskan dari sisi agama , medis dan dampak sosial yang di terima apabila terjangkit virus HIV/Aids.
Dan bagi Orang dengan HIV/Aids (ODHA) mari kita suport mereka, rangkul mereka , gandeng mereka untuk tetap survave menjalani kehidupan dengan positif dan menjadikan hidupnya bermanfaat dan berarti.
Sesuai tema hari Aids sedunia tahun ini mari kita jaga keluarga kita terutama perempuan dan anak dari bahaya Aids dengan membentuk keluarga yang sehat, kuat dan religius.
1 comment:
Amankan pati dari virus HIV/Aids
Post a Comment